Jumat, 13 Februari 2009

Kuesioner Kornas KP HMI

Dalam rangka melakukan pendataan Pengader secara nasional serta pemantauan perkembangan KPC HMI se-Indonesia, mohon diisi kuesioner KPN berikut dengan santun dan jujur serta bertanggungjawab. Data diambil dalam setahun terakhir.

Nama pengisi :Tasropi, S.Kel

Posisi kepengurusan : Ketua KP HMI Cabang Semarang

Asal Cabang : Semarang

Tanggal pengisian : 14 Februari 2009


  1. Adakah pengader di cabang saudara ? Ada

  2. Jika ada, berapakah jumlah pengader aktif di cabang saudara ? > 30

  3. Dalam setahun terakhir, berapakah pelaksanaan LK I ? 6

  4. Apakah saudara meminta pemandu dari luar cabang dalam pelaksanaan LK I ? Tidak

  5. Pernahkan cabang saudara mendelegasikan anggota KP untuk memandu di cabang lain? Pernah

  6. Dalam setahun terakhir, berapakah pelaksanaan LK II (kalau ada)? Sekali (1x)

  7. Dalam setahun terakhir berapakah jumlah kader yang sudah LK II ?> 20

  8. Jika ya, dari institusi mana pemandu tersebut ? --

  9. Berapakah jumlah ekstrainer LK II yang belum SC ? -/+ 20

  10. Dalam setahun terakhir, berapakah pelaksanaan SC (kalau ada) ? Tidak

  11. Apakah saudara meminta pemandu dari luar cabang dalam pelaksanaan SC ? Tidak

  12. Dalam setahun terakhir berapakah penambahan jumlah anggota KP? 7

  13. Apakah saudara menjalin kerjasama dengan lembaga pelatihan di luar HMI ? Belum

  14. Jika ya, dalam bentuk apa kerjasama tersebut? Membuka jaringan

  15. Pernahkah saudara mengadakan kajian bagi anggota KPC? Pernah

  16. Jika pernah, berapa kali kajian tersebut dilaksanakan? >10

  17. Adakah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan profesionalitas pengader ? Ada

  18. Jika ada, apakah bentuk kegiatan tersebut ? Sindikasi

  19. Adakah kegiatan yang dilakukan untuk pengembangan diri pengader ? Ada

  20. Jika ada, apakah bentuk kegiatan tersebut ? Discussion For Trainer

  21. Bagi cabang yang memiliki KPC:

    1. Berapakah jumlah pengurus KPC saudara ? 4

    2. Berapa kali rapat KPC dilaksanakan dalam satu bulan ? 1x

    3. Berapa kali KPC melaksanakan pertemuan pengader dalam setahun ? 1x

    4. Berilah lingkaran rata-rata intensitas kehadiran pengader dalam pertemuan tersebut ?

      • 0-10

      • 11-20

      • 21-30

      • 31-40

      • 41-50

      • 51-60

      • 61-70

      • 71-100

    5. Bagaimana bentuk motivasi untuk mendorong keaktifan pengader ?

  22. Bagi cabang yang tidak memiliki KPC:

    1. Berapa kali pertemuan pengader dilaksanakan dalam setahun ?

    2. Berilah lingkaran rata-rata intensitas kehadiran pengader dalam pertemuan tersebut ?

      • 0-10

      • 11-20

      • 21-30

      • 31-40

      • 41-50

      • 51-60

      • 61-70

      • 71-100

    3. Bagaimana bentuk motivasi untuk mendorong keaktifan pengader ?

  23. Bagaimanakah komitmen kepemanduan para pengader di cabang saudara ? cukup

  24. Pelanggaran apakah yang seringkali dilakukan oleh para pengader ? kode etik

  25. Adakah mekanisme kontrol terhadap pengader di cabang saudara ? ada

  26. Jika ada, sebutkan jenis-jenis mekanisme tersebut. teguran dan nasehat

  27. Apakah cabang saudara memiliki pedoman perkaderan ? ada

  28. Berapakah jumlah pedoman perkaderan yang dimiliki ?

    1. 1-5

    2. 6-10

    3. 11-15

    4. 16-20

    5. Lebih dari 21

  29. Apakah KP memiliki dokumen konstitusi (pedoman dasar, pedoman rumah tangga, kode etik)? ada


Terima kasih saudara telah mengisi dengan jujur kuesioner pendataan pengader diatas. Semoga semua amal usaha kita senantiasa diridhai Allah SWT.







Rabu, 28 Januari 2009

Mencari Perhatian Orang (MPO)


Aksi Solidaritas Palestina

SEMARANG (Joglosemar): Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Semarang menggelar aksi solidaritas peduli tragedi Palestina.
Koordinator Pelaksana Aksi, Agus Thohir di Semarang, Senin (5/1) mengatakan, aksi solidaritas peduli Palestina dalam bentuk penggalangan dana yang nantinya akan disalurkan kepada para korban di Palestina melalui Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI).
Ia mengatakan, aksi penggalangan dana tersebut dilakukan di 11 titik di wilayah Kota Semarang, antara lain di kawasan Tugu Muda, Pertigaan Karangayu, Kalibanteng, Perempatan Milo, Perempatan Peterongan, dan Pertigaan Pasar Kambing. “Aksi penggalangan dana ini rencananya akan berlangsung selama tiga hari. Aksi ini melibatkan sekitar 50 hingga 90 mahasiswa,” katanya.
Menurut dia, dengan aksi solidaritas ini HMI Cabang Semarang mengajak masyarakat untuk terlibat aktif memberikan solusi berupa bantuan logistik untuk meringankan beban penderitaan rakyat Palestina. “Dengan penggalangan dana ini, kami ingin mengajak masyarakat peduli terhadap permasalahan dunia,” katanya.
Ia mengatakan, HMI Cabang Semarang mengutuk dan mengecam aksi Israel di Palestina. “Tragedi kemanusiaan tersebut harus segera diakhiri,” katanya.
Ia mengatakan, pelanggaran kemanusiaan telah terjadi, pihak yang mengatasnamakan perdamaian dunia dan pihak-pihak yang memiliki pengaruh meredamnya malah berdiam diri. (ant)




















Demo Penurunan BBM
















EXPECTATION


INSAN ULIL ALBAB: HARAPAN MASYARAKAT INTRNATIONAL

Era globalisasi selalu ditandai dengan keterbukaan dan arus informasi yang sebegitu cepat. Perubahan yang terjadi di suatu pelosok negeri bisa diketahui oleh masyarakat dunia dalam hitungan waktu yang cepat. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi dan komunikasi sedemikian pesatnya. Dunia seakan berada pada satu “global village” yang menghilangkan sekat-sekat antar negara. Ini terutama karena perkembangan teknologi informasi telah menjadi konsumsi wajib bagi warga dunia. Hilangnya batas negara pun sangat dirasakan dalam bidang ekonomi. Arus modal sedemikian liarnya merwambah ke seluruh pelosok dunia tanpa ada pengendali yang mampu memegang tali kekangnya. Liarnya arus modal ini menjadikan masyarakat dunia berada pada ‘rimba’ pertarungan bebas, dimana yang kuat memakan yang lemah dan yang lemah seakan semakin lemah tinggal menunggu seleksi alam untuk disingkirkan, seakan membenarkan teori Darwin tentang “survival of the fittest”. Bayangkan saja pendapatan seorang terkaya di dunia bisa mengalahkan pendapatan satu negara miskin. Hingga hiperinflasi yang terjadi di Zimbabwe seakan peristiwa yang tak terlalu mengejutkan, sepotong roti di Zimbabwe bisa seharga 10 Miliyar Dolar Zimbabwe (10.000.000.000,- ZWD). Liarnya arus modal asing dan pertukaran mata uang yang spekulatif memungkinkan terjadinya fenomena tragis ini.
Adanya fenomena semacam ini, bukanlah suatu kejadian yang berdiri sendiri. Masih banyak fenomena-fenomena lain yang seakan mengundang tanya “Ada Apa Dengan Dunia?”. Jika kita mau melihat lebih jernih ada apa di balik fenomena-fenomena itu, kita akan menemukan neumena yang sebenarnya. Kita mungkin bisa mengatakan ini akibat “paradigma dunia yang menyesatkan”. Dus. Kapitalisme selalu menjadi lakon utama dalam kita membincangkan masalah dunia. Wjah dunia bagaimana pun akan tetap berubah, tapi perubahan itu yang mesti kita control. Jangan samapi perubahan yang terjadi semakin menempatkan manusia pada jurang kehancurannya, dehumanisasi. Manusia seakan bukan lagi manusia, di satu sisi dia berlaku seperti robot, yang hanya deprogram untuk menjadi sekrup-sekrup system superindustri global, di sisi lain manusia berlaku seperti hewan yang bersaing satu sama lain tanpa memperhatikan nilai-nilai kemanusiannya. Akibatnya terjadi dekadensi moral, hilangnya nilai etika dan simulacra wujud manusia. Dimana manusia akan kehilangan jati dirinya.
Dunia tak slamanya suram selama masih ada orang-orang yang memikirkan nasibnya dan berusaha menubahnya kearah yang lebih baik. Keresahan ini akan melanda kaum intelektual di manapun di seluruh dunia. Orang-orang inilah yang diharapkan sebagai “creative minority” dalam memberikan solusi alternative untuk menjawab persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dunia saat ini. Dalam terminology Al Quran inilah orang-orang yang disebut sebagai Ulil Albab, orang yang selalu resah memikirkan nasib dunia dan seisinya. Dunia dalam masa globalisasi ini semuanya serba global, ada kapitalisme global, pemanasan global, informasi global, krisis keuangan global dan lain-lain. Intinya segala sesuatu sifatnya bisa menjadi global, oleh karenanya akan dirasakan akibatnya oleh masyarakat di seluruh dunia. Seperti krisis keuangan global saat ini, yang semula hanya sejumlah kecil perusahaan-perusahaan besar di Amerika ternyata berimbas juga ke Eropa, Afrika dan Asia. Tentu Indonesia termasuk negara yang berada dalam keresahan ini, sampai-sampai harus mengemis kembali ke IMF dan World Bank.
Kembali ke Ulil Albab, terminology yang menjadi jargon kebanggan HMI. Karakter cita ideal yang ingin dicapai untuk kader-kadernya. Tentunya harus melalui usaha yang sungguh-sungguh untuk mencapainya, sehingga karakter : mujahid, muabid, mujadid, mujtahid dan mubaligh bukan sesuatu yang utopis dan hanya bisa dicapai di alam mimpi. Karakter-karakter itu memang suatu yang normative dan perlu interpretasi yang rigid untuk bisa menjadi sesuatu yang fungsional. Maksudnya karakter-karakter itu diejowantahkan oleh kader dalam pribadi yang dinamis dan bisa menjawab persoalan apapun yang menjadi tanggung jawabnya. Tentu ini perlu penafsiran cerdas untuk bisa menjawab persoalan kontemporer yang dihadapi manusia (masyarakat internasional) saat ini, jika terminology ulil albab ini memang dimaksudkan ke arah sana. Misalnya mujahid kita artikan sebagai pribadi yang berani dan berintegritas, muabid pribadi yang berdedikasi, mujadid pribadi yang inovatif, mujtahid pribadi yang solutif, dan mubaligh adalah pribadi yang dinamis dan progresif.
Oleh karena terminology ulil albab bersumber dari istilah “berbau” agama maka unsur utama pembangun karakter ini adalah keberimanan. Dimana unsur keberanian, inofvasi dan daya kritis semua bersumber dan bermuara pada keberimanan itu sendiri. Segala sesuatunya mesti dipertanggung jawabkan kepada Tuhan.
Melihat persoalan dunia yang kita hadapi saat ini dengan kondisi HMI yang juga menhadapi berbagai macam persoalan terutama internalnya, memang bukan perkara mudah untuk mencapai “cita-cita suci” ini. Oleh karenanya kita mentasbihkan diri sebai organisasi perjuangan dan perkaderan. Dinamakan perjuangan karena hal yang ingin dicapai masih terlalu jauh dan dikatakan perkaderan karena mesti ada orang-orang yang mesti kita didik, kita persiapkan dan kita arahkan untuk mencapai cita-cita ini. Ulil albab adalah ‘man of the future’ yang akan menjawab persoalan-persoalan saat ini dengan melihat jauh ke depan, bukan melulu berorientasi pada masa lalu (romantisme) dan berkeluh kesah dengan apa yang dihadapi saat ini (pragmatisme). Kejayaan masa lalu boleh kita anggap sebagai pemacu semangat bukan tujuan dan masa kini sebagai modal dalam mengahadapi persoalan di masa depan.
Selalu saja menjadi sorotan bahwa HMI mendidik orang menjadi pemimpin yang berorientasi pada kekuasaan. Libido politik memang selalu menggiurkan dan banyak orang yangterjebak di dalamnya. Akan tetapi keinginan untuk berada pada inner circle kekuasaan, tanpa ditopang kemampuan yang mumpuni dan integritas moral yang cukup hanya akan menjadikan lahirnya pemimpin-pemimpin yang menopang peradaban rapuh ini. Lebih baik menajadi pemimpi, jika mimpinya adalah mengubah peradaban daripada menjadi pemimpin tapi menopang peradaban kapitalis dan hanya menjadi sekrup-sekrup dari system global yang ada.
Ulil albab mungkin hanya akan berperan layaknya sebongkah batu yang akan menjadi pondasi bagi peradaban masa depan, atau juga sebutir pasir yang menyusun tembok peradaban Tauhid (Islami) bagi kehidupan manusia yang akan datang. Maka “The End of Capitalisme” bukan teriakan pepesan kosong orang-orang yang sedang ngelindur

Selasa, 12 Agustus 2008

Kader Jibril, Kader Homoseks, Kader Islah



Oleh : Lukman Wibowo

Alkisah, Sabtu (9 Agustus 2008) kemarin, Korp Pengader HMI Cabang Semarang (baca: KPC) menyelenggarakan Diskusi yang bertema: Reinterpretasi Insan Ulil Albab untuk Menghadapi Dasawarsa Ke-Dua Era Millennium. Secara eksplisit tema tersebut bisa dikata, kurang “mempesona”. Pemaknaan kembali ulil albab adalah pengulangan yang basi, usang dan cenderung klasikal. Namun jika sosok yang dimaksud lalu dipersinggungkan dengan zaman millennium khususnya di sepuluh tahun kedua, maka akan lain ceritanya, bahkan boleh jadi pembahasannya bakal menarik. Sebab, di dasawarsa kedua (per tahun 2010 - 2020), Indonesia mulai menghadapi geo-ekopolitik baru, yaitu pemberlakukan rezim AFTA (Asian Free Trade Area) di bawah kekuatan neoliberalisme. Namun berhubung kaitan antara AFTA dengan Insan Ulil Albab telah dibahas dalam artikel tersendiri, maka penulis merasa tak perlu menguraikannya kembali disini. Selebihnya, kita akan coba mengeksplanasikan mengenai implikasi Millennium dalam proses perkaderan HMI.

Dalam artikel ini, penulis juga merasa tak perlu berpanjang-lebar terkait interpretasi ulil albab; selain sebab memang kajiannya melulu bersifat normatif, seharusnya konudrum (teka-teki) pengejawantahannya disesuaikan dengan situasi temporal dan spasial yang tepat. Pasalnya, bukankah zaman senantiasa berubah?

Pesan Liberalistik dalam Kapitalisme Millennium

Millennium adalah sebuah branding yang dipopulerkan tanpa semantik yang filosofis amat. Disini, penulis bersepakat dengan Roland Barthes tentang kritik terjadinya “anarkisme semiotika” dalam kehidupan sehari-hari. Nama perusahaan ABC dan stasiun televisi TPI adalah dua contoh dari “ketakhirauan” terhadap kaidah bahasa. Kenapa? Sebab “ABC” dan “TPI” bukanlah singkatan huruf, juga tidak mempunyai kepanjangan kata. Lain lagi dengan cerita Romo Alloy; beliau pernah terkaget-kaget saat mendengar anak tetangganya yang muslim dinamai Andreas, dan orang nasrani menamai anaknya Taufiqurrahman. Di saat yang sama, kita pun dibuat bingung, manakala semantik “islah” dicampur aduk dengan istilah “rekonsiliasi”.

Dimulainya era millennium-III ditandai oleh tahun berstatus angka 2000. Istilah “millennium” akan lebih mudah ditemukan dalam kamus-kamus teknologi, kendati sesungguhnya, millennium dapat pula dibahas dalam dimensi kebudayaan, maupun dimensi-dimensi yang lain. Sebagai cetusan branding, millennium ibarat “stempel waktu” dari suatu babak sejarah yang mesti dilalui. Kita tentu masih ingat, ketika Uni Soviet runtuh dan Perang Teluk berakhir dengan kemenangan Amerika dan sekutunya, George Bush menyebut era ini dengan slogan “tata dunia baru”.

Masalahnya: sejarah yang sedang berjalan ini “milik” siapa? Atau sedang dikendalikan oleh apa dan siapa?

Baik millennium maupun tata dunia baru (the new rule game) merupakan sebuah cap--dengan alih-alih kemajuan zaman--dari kedok ideologi yang masyur dengan sebutan Kapitalisme Global.

Penting diingatkan kembali, bahwa Kapitalisme sudah tak dapat dimaknai secara sempit lagi; sebatas berlaku dalam analisis perekonomian. Kapitalisme mengalami perluasan hegemoni yang merangsek masuk ke seluruh wilayah, termasuk ke sektor moral kebudayaan dan kedirian manusia modern.

Singkatnya, satu-dua dekade terakhir ini kapitalisme menancapkan pancangnya pada tiga ranah: politik (dengan “menunggangi” demokrasi), ekonomi (gerakan globalisasi melalui Pasar Bebas), dan sosial budaya (pemikiran liberal).

Dalam pada ini, kita tidak menfokuskan pengkajian pada dua hal pertama (demokrasi dan globalisasi), namun lebih mengupas hubungan pemikiran liberal dalam konteks perkaderan HMI.

Kader HMI; dari Jibril menjadi Gay

Baru-baru ini, penulis terkejut mendengar kabar bahwa seorang teman sejawat--sebut saja nama inisialnya Rio, mantan Ketua Umum HMI di satu komisariat, serta telah lulus mengikuti SC (senior course)--kini menjadi seorang gay, bahkan ia sebagai koordinatornya di kota tempat ia tinggal. Saya miris ketika melihatnya tampil di sejumlah stasiun televisi dan media cetak, untuk suatu “pengakuan” yang dianggapnya asasi dan prinsipil.

Berkisar dua tahun sebelum itu, saya juga pernah dibuat tegun oleh berita Lia Eden (Lia Aminuddin) yang mendirikan aliran baru dan mengklaim dirinya sebagai utusan Jibril. Tertegun, lantaran Lia Aminuddin adalah alumni HMI.

Untuk sekadar “mengobati” perasaan dan membangun netralitas pikiran, lalu saya berupaya melihatnya dari dua sisi; positif dan negatif.

Sisi positifnya, kader-kader HMI setidaknya telah melakukan dua hal: pertama, mereka berhasil menjadi pemimpin (leadership), dan kedua, mereka selalu konsisten membela kelompok-kelompok yang terpinggirkan (marginal). Dalam konteks sanggup menjadi pimpinan dan berani membela yang marginal, ada rasa bangga saya kepada mereka. Artinya, khittah kepemimpinan dan pemihak kaum tertindas, mencapai implikasi titik “sempurna” dalam kedirian kader HMI.

Hanya persoalannya kemudian; memimpin apa dan siapa, lalu apa dan siapa yang tertindas?

Berikutnya, persoalan yang paling rumit adalah: konsistensi membela pihak tertindas, sewaktu-waktu bisa berbalik menjadi “inkonsistensi”. Kenapa? Karena kemungkinan terjadinya siklus maupun pergantian posisi antara sang penindas dengan yang tertindas.

Contohnya, ketika Orde Baru menindas kebebasan ideologis atas nama Pancasila. Saat itu, HMI menolak Pancasilaisasi. Tapi sekarang HMI justeru mendukung Pancasila. Sebab apa? Sebab di era kebebasan politik (reformasi) ini, nilai-nilai Pancasila sedang dihantam krisis dan mulai dilupakan orang. Itulah yang dimaksud “konsistensi melahirkan inkonsistensi” membela yang tertindas.

Kembali ke soal Rio dan Lia Aminuddin. Seperti umumnya kader yang dibesarkan di HMI, Rio dan Lia tumbuh dalam suasana perkaderan yang menekankan pada kebebasan berpikir. Saya juga termasuk kader yang sangat setuju dengan style perkaderan berbasis kesadaran rasional; bukan dengan “pemaksaan” harus begini harus begitu. Ekstrimnya, saya memberontak dari dogma yang kaku serta baku di HMI. Pada pilihan sikap, menurut saya, sejogianya memang tidak perlu ada “hukum kemustian”.

Nurcholis Madjid benar, bahwa nilai (values) tak boleh berubah sepanjang massa, tetapi implementasi nilai (action) dapat berubah-ubah sesuai kadar kondisional. Satu perumpamaan teknisnya, saya tidak sependapat bila kader-kader “diharamkan” pacaran, berpolitik praktis, berinisiasi melakukan rekonsiliasi HMI, dan lain sebagainya. Ini bukan berarti saya mendukung mereka yang berpacaran, merekonsiliasi HMI, atau berpolitik-ria, namun memberikan wawasan dan menggiatkan kesadaran integral kader dalam proses perkaderan HMI, adalah jauh lebih penting.

Orang-orang di Yunani Kuno pernah mengingatkan bahwa kearifan hidup merupakan point tertinggi di hadapan semesta. Untuk mencapai level berkearifan (wisdom), ada tiga level sebelumnya yang harus ditempuh yakni; data (mengumpulkan apa yang kita baca dan dengar), informasi fakta (mengumpulkan apa yang kita baca dan lihat), dan level knowledge (mengumpulkan apa yang kita baca secara universal). Jadi, negasi Al-Qur'an tentang “teori Iqro” (membaca seluruh apa yang mampu dijangkau) adalah sejalan dengan rumus membangun kesadaran kaffah manusia (kekaderan).

Terkait dengan pacaran atau berpolitik misalnya, kader selayaknya diarahkan untuk memperoleh data, informasi, dan knowledge yang seluas-luasnya. Sehingga kelak kader-kader HMI mampu mempertimbangkan sendiri manfaat dan mudhorot dari sesuatu hal. Jika kalkulasi sesuatu lebih banyak mudhorotnya, itu patut ditinggalkan, dan sebaliknya, kalau sesuatu tersebut cenderung bermanfaat, itu pantas diambil. Mengarahkan kader untuk dapat mempertimbangkan sendiri sesuatu berdasarkan kesadaran rasional, itu lebih bermartabat ketimbang “pemaksaan”. Inilah yang dimaksud dengan membangun kearifan di HMI.

Lantas, apakah dengan demikian, di HMI tidak perlu ada penanaman doktrin, dogma, dan penerapan hukum kemustian? Jelas perlu ada. Namun jika kerja-kerja indoktrinasi terlalu masuk ke wilayah yang amat praksis dan operasional, itu akan berbahaya bagi berkecambahnya intelektualitas maupun wisdom dalam perkaderan HMI.

* * *

Kesepakatan kita tentang pentingnya suasana berpikir bebas dalam perkaderan HMI, tidak bisa begitu saja dianggap sebagai satu konklusi (kesimpulan) bahwa kita setuju dengan liberalistik di segala hal. Kebebasan berpikir ditujukan untuk dua hal: pertama, memecah kebekuan doktrinal yang masuk ke ranah teknis maupun operasional aktifitas perkaderan, dan kedua, untuk membangun kesadaran bertindak yang positif di dalam diri kader HMI. Jadi, akan menyesatkan andai kultur kebebasan berpikir diarahkan menjadi bentuk liberalisasi dan sikap “gue banget”--sebagaimana yang dikehendaki oleh sistem kapitalisme global.

Rio dan Lia Aminuddin merupakan kasus yang masing-masing berdiri sendiri. Pada eksistensi ruang dan waktu, keduanya tidak saling berhubungan. Tetapi dalam konteks perkaderan kasus tersebut tak bisa dipisahkan kesistemannya.

Sejauh saya mengenal Rio, kemungkinan yang dibangun dalam dirinya adalah anti-tesa terhadap tesa perkaderan dan lingkungannya. Perkara bahwa Rio mengidap “kelainan” seksual, itupun menjadi perkara tersendiri yang belum pernah digubris di HMI. Sifat Rio yang feminine sebagai individu pribadi, dan karakter pemberontak sebagai individu HMI, menemukan momen yang tepat untuk bersikap, di saat maraknya suara “demokrasi kaum gay”.

Menurut hemat saya, setidaknya ada tiga masalah yang lebih dahulu lahir sebelumnya: pertama, indikasi gejala homoseks Rio tidak teridentifikasi pra dan saat aktif di HMI. Mengingat pengakuan Rio di media bahwa dirinya sudah merasa suka pada sesama jenis sejak waktu SMA. Kedua, keterbukaan personal--untuk berbagi cerita, curhat pribadi, maupun berkeluh kesah soal-soal yang sensitif dalam suasana kekeluargaan HMI--nyaris tidak ada. Kader (baik pengurus maupun anggota) HMI terdesak untuk selalu sibuk mengurusi orang lain (baca: ummat). Sehingga kerja-kerja untuk “memperhatikan diri sendiri” dan orang-orang terdekat, justeru terbengkalai. Memperdulikan diri, keluarga, atau masalah teman, tidak dapat dijustifikasi sebagai sikap egois. Setiap sesuatu sepantasnya diletakkan secara proporsional. Ketiga, pembahasan agama yang meliputi syariat, hakikat, dan makrifat, kurang berjalan seimbang. “Kesalehan sosial” seolah lebih ditekankan ketimbang terbentuknya “kesalehan personal” dalam kekaderan kita. Homoseks adalah satu dari sekian banyak masalah yurisprudensi yang tidak dilibatkan dalam kajian HMI. Apakah ini hanya soal manajemen kegiatan? Kita patut menjawabnya dalam bagian tersendiri.

Untuk kasus Lia Aminuddin, terus terang saya tidak tahu persis bagaimana biografi ke-HMI-an beliau. Barangkali, “kunci jawabannya” terletak pada para pengadernya dan juga rekan-rekan segenerasinya. Namun sedikitnya kita dapat mengetahui bahwa perjalanan spiritual yang beliau temukan paska HMI, adalah variable unik. Lagian, bukankah keberaniannya untuk menembus “dunia lain” merupakan buah perkaderannya ketika ber-HMI?

Selain itu, mungkin terjadi pula pemberontakan Yunda Lia terhadap wacana maupun miliu perkaderan di zamannya. Semacam anti-tesa yang menolak tesa tertentu, seperti yang dilakukan Rio.

Sejauh ini, saya merasa terlalu “berisiko” untuk kuasa menggali apa yang menyebabkan Lia seperti itu. Paling-paling, kita cuma bisa menebak, bahwa keberaniannya tersebut tumbuh, lantaran faktor kebebasan berfikir.

Lain lagi kisah yang dibuat Syahrul Efendi Dasopang, beberapa waktu belakangan ini. Wacana islah “dualitas HMI” yang dibawanya, berkembang menjadi banyak interpretasi. Terjadi salah paham antarpihak di HMI, adalah masalah klasik yang tak pernah diselesaikan. Menyedihkan!

Pemikiran bebas Syahrul, termasuk inisiatifnya untuk ber-islah HMI, sebenarnya dapat saja menjadi produk kreatifitas gagasan yang populis, jika seandainya Syahrul bukan seorang Ketua Umum PB HMI. Jadi, masalahnya hanya satu: seorang “imam” tidak boleh bertindak sembarangan.

* * *

Lalu, apakah stimulus “pemberontakan” Rio, Lia, dan Syahrul adalah sama? Stimulusnya mungkin berbeda, namun “pesannya” bisa dibilang sama.

Rio melawan tradisi. Sebagai teman satu wadah perkaderan--yakni sama-sama di lingkungan HMI Cabang Semarang--saya tahu Rio cukup “benci” dengan pola perkaderan yang ada saat itu. Sebenarnya, banyak kader yang memberontak kala itu (termasuk saya), tetapi arah perlawanannya berbeda-beda.

Maksud saya begini. Secara nasional, ada dua style perkaderan HMI-Cabang: kaku dan liberal. “Hukum alam”nya: kader kaku dan kader liberal dapat hidup rukun di HMI, tapi mereka tak bisa disatukan.

Nah, konon kabarnya, Semarang merupakan salah satu Cabang yang menerapkan style perkaderan secara kaku. Mungkin kekakuan tersebut memiliki makna filsafati sendiri bagi Semarang, namun problemnya; sanggupkah style semacam itu menahan hantaman liberalisasi pemikiran yang berkembang di luar bahkan di internal HMI itu sendiri? Problem ini, tidak sempat terjawab ketika itu.

Rio termasuk kader yang berpikiran liberal. Ia juga seorang mu'alaf, yang ketika remaja baru masuk Islam. Anti-tesa yang dibangun dalam dirinya adalah anti-ketidakbebasan. “Tersesatkah” Rio? Biar waktu yang menghakiminya.

Kita hanya berharap, agar para kader liberalis tidak memberontak dengan ideologi “gue banget”, yang mengkhianati esensi maupun syariat agama. Manusia berhak punya kebebasan, sepanjang Tuhan membebaskannya.

Sementara untuk kasus Lia “Eden” Aminuddin, boleh jadi pengakuan dan mazhab baru yang dibangunnya adalah sebentuk kritik sosial atas kehidupan keagamaan kita selama ini. Mungkin dengan “agama” barunya itu, ia lebih mendapatkan kebebasan sejati, sebagaimana yang dikehendakinya.

Sedangkan untuk kasus Ketua PB kemarin, barangkali stimulus yang muncul, benar seperti yang dinyatakannya dalam milis HMI ataupun Press Conference beberapa saat lalu. Sebagai pimpinan organisasi, Syahrul merasa memiliki otoritas untuk mengadakan perdamaian keumatan (islahuddin), dengan atau tanpa koordinasi intern sekalipun. Kalau otoritas-otoritas semacam itu, tidak diizinkan di HMI, maka akan sangat menyakitkan nasib sosok Ketua Umum di organisasi kita.

Ketika seorang Ketua Umum tidak memperoleh kebebasan apapun, ketika itulah posisinya adalah “korban” dari sekumpulan orang yang mengatur visi sampai keprotokolerannya, dengan dalih sebagai amanat Konggres HMI.

Sekali lagi, ini tidak berarti saya sepenuhnya setuju dengan apa yang telah dilakukan Syahrul. Akan tetapi, gegap-gempita kita soal anti-islah yang berujung menuntut KLB, sepertinya tidak perlu menelan banyak energi.

* * *

Kader Jibril ala Lia Aminuddin, Kader Gay ala Rio, atau Kader Islah ala Syahrul Dasopang, sebetulnya bukanlah fenomena baru di HMI. Saya kira, di luar itu terdapat sosok-sosok kekaderan lain seperti: Kader Playstation, Kader Jenggot, Kader Jablay, Kader Politis, dan sebagainya. Sejogianya kita tak usah terlalu reaktif dan emosional dalam menyikapi itu, seperti Pesan Singkat yang saya baca di hminews.com: “menyiapkan kain kafan dan kuburan” untuk Kader Islah.

Berbagai sosok kekaderan tersebut, sebaiknya dibiarkan tumbuh sesuai kadar yang proporsional; tanpa berlebihan. Sebab bila terlalu berlebihan, itu akan mengganggu kesehatan perkaderan HMI.

Kultur perkaderan berbasis kebebasan berpikir, telah melahirkan banyak insan ulil albab yang menjadi indvidu-individu merdeka, dimana mereka berhasil membuat kreasi sosial dan gagasan majemuk yang memenuhi semesta sejarah.

Mungkin yang butuh dicamkan, bahwa kebebasan berpikir--meskipun berusaha memecah kebekuan beragama--adalah semata-mata ditujukan agar terbangunnya kesadaran serta kearifan integritas kader; bukan untuk pengayaan gerakan liberalis yang bertindak di luar norma dan batasan agama.

Lukman Wibowo--Mantan Sekjen Korp Pengader Nasional;

Kader HMI Cabang Semarang

Senin, 11 Agustus 2008

Wacana Baru

Islah, Co-Existence dan Efek Komitmen Bersama HMI
Oleh :SYAFINUDDIN AL MANDARI

Kongres pasca polarisasi HMI, yakni ; HMI Majelis Penyelamat Organisasi (MPO) dan HMI Diponegoro (Dipo) sudah berlangsung sepuluh kali. Kongres HMI Dipo di Palembang tahun 2008 ini mendapat perhatian dengan adanya penandatanganan Pernyataan Bersama antara Ketua Umum PB HMI Dipo dan Ketua Umum HMI MPO. Apakah efek Pernyataan Bersma tersebut terhadap islah dan posisi co-exixtence kedua HMI yang telah berjalan selama ini? Artikel ini dimaksudkan untuk memberikan pandangan mengenai hal ini.

Islah

Diskursus islah HMI memiliki keunikan tersendiri. Islah di HMI telah mengalami proses yang cukup lama. Sejak HMI (Dipo) masih berazaskan Pancasila hingga sekarang berazas Islam. Terdapat beberapa momentum yang diarahkan untuk penyatuan dua institusi HMI ternyata hingga kini belum membuahkan hasil, jika islah yang dimaksud adalah reunifikasi. Terbukti, ditandatanganinya Pernyataan Bersama tersebut tidak serta merta kedua HMI kembali berada dalam satu institusi sebagaimana sebelum polarisasi.

Baik HMI MPO maupun Dipo masih memandang bahwa islah dalam makna penyatuan kelembagaan masih butuh suatu legitimasi kelembagaan melalui mekanisme yang tidak sederhana. Ini berarti baik MPO maupun Dipo sadar bahwa hingga saat ini, de-facto dan de-jure tak pernah terjadi islah kelembagaan di Kongres Palembang. Lalu apa makna Pernyataan Bersama tersebut dalam konteks Islah?

Islah atau rekonsiliasi adalah berdamai. Ini relevan pada masa-masa awal polarisasi tatkala masih rawan ancaman saling menyerang. Namun, setelah dua periode kepengurusan berjalan, islah makin menemukan pijakannya. Pada konteks ini, sesungguhnya sejak pertama kali secara resmi dirintis islah tahun 1988, Pengurus Besar HMI kedua-duanya telah memiliki suatu kearifan kelembagaan untuk menjalin suasana damai. Menjelang Kongres Dipo biasanya menjadi momentum terkuaknya isu islah. Kedua HMI menanggapinya juga sangat arif yakni dengan menyatakan akan membangun hubungan-hubungan yang produktif bagi kebaikan bangsa dan umat, baik antar personal (ketua umum dan pengurus-pengurusnya), hingga koalisi gerakan yang dianggap perlu.

Sejak Periode 2001 – 2003 hingga periode yang sekarang sedang berjalan, pertemuan antar ketua umum, rapat bersama, hingga koalisi yang beranggotakan kedua HMI bukan hal aneh lagi. HMI MPO dan Dipo juga pernah melakukan unjuk rasa bersama dalam menentang penyerangan Amerika Serikat ke Irak. Ini wujud nyata islah dalam makna berdamai dan berkomunikasi produktif secara arif dalam kerangka ukhuwah Islamiyah.

Tak satupun Ketua Umum PB HMI yang pernah melontarkan tak ingin melakukan islah. Meski demikian, selalu diikuti dengan pra syarat, misalnya membangun komunikasi kultural terlebih dahulu, upaya membangun hubungan tanpa pretensi politik, tanpa tekanan, dan tidak ditunggangi kepentingan politik tertentu termasuk alumninya.

Artinya, islah atau rekonsiliasi dalam pengertian komitmen berdamai dan menjalin hubungan persaudaraan, sejatinya telah terjalin. Itu sebabnya, islah dalam konteks ini tidak bertentangan dengan isi Pernyataan Bersama. Namun, islah dalam pengertian reunifikasi memang merupakan masalah tersendiri yang tentu saja belum selesai di kalangan kader HMI.

Co-Existence

Bukan hanya HMI MPO yang mengambil jarak dari reunifikasi, tetapi juga HMI Dipo. Ini menunjukkan bahwa definisi persatuan dan persaudaraan di HMI tidak selalu harus ditunjukkan dengan penyatuan kedua lembaga. Itulah sebabnya, hubungan kedua HMI dalam komintmen untuk berdamai selama ini terwujud dengan kesejajaran keduanya di ruang publik. Artinya, kebiasaan saling menegasikan seperti terjadi di awal-awal polarisasi kian dikikis hingga benar-benar habis dan yang tertinggal adalah saling mengakui eksistensi masing-masing. Inilah islah tertinggi yang pernah dicapai selama ini.

Secara substansial, isi Pernyataan Bersama di Palembang itu sesungguhnya senapas dengan pernyataan-pernyataan mantan Ketua Umum PB HMI (MPO maupun Dipo) di zamannya masing-masing. Memang yang agak lain dari Pernyataan Bersama ini adalah karena dituangkan secara tertulis dan dilakukan di forum politis HMI Dipo. Ibarat persahabatan yang telah dijalin dalam suasana co-existence selama ini sekarang diumumkan secara tertulis. Artikel ini tidak bermaksud memberi pembenaran penuh karena tentu masih ada variabel proses yang belum dapat dituangkan dalam ruang yang pendek ini, tetapi sekadar menegaskan bahwa co-existence kedua HMI tidaklah terganggu dengan Pernyataan Bersama ini. Bahkan, boleh jadi kian menguatkan keberadaan keduanya untuk terus saling menghormati dimasa mendatang dalam suasana bersahabat yang tulus.

Efek Pernyataan Bersama

Isi Pernyataan Bersama tersebut berintikan ; komitmen untuk berpijak pada perintah Allah SWT dan sunnah Rasulullah Muhammad SAW untuk mencegah terjadinya perpecahan umat, menjaga persatuan, dan menjalin persaudaraan. Hal ini amat normatif dan dapat menjadi semangat setiap elemen gerakan umat dalam jangka panjang.

Berpijak pada muatan Pernyataan Bersama tersebut, maka seyogyanya tidak ada dan tidak boleh ada kekhawatiran pihak HMI Dipo maupun HMI MPO akan kehilangan eksistensi, karena : pertama, bahwa HMI Dipo telah melakukan pengakuan eksistensial terhadap HMI MPO secara tertulis. Artinya, jika di masa mendatang timbul upaya untuk menegasikan HMI MPO maka ini berarti keluar dari substansi Pernyataan Bersama tersebut. Demikian juga sebaliknya, jika HMI MPO menegasikan HMI Dipo.

Kedua, bahwa aktivitas HMI MPO di tingkat Badan Koordinasi, Cabang hingga Komisariat akan berjalan secara aman tanpa ancaman dari pihak HMI Dipo. Ini juga berarti bahwa bila di kemudian hari dijumpai upaya HMI Dipo untuk menghambat proses kerja organisasi termasuk pendirian cabang dan komisariat HMI MPO di tempat-tempat yang telah memenuhi syarat, maka ini mengingkari muatan kesepakatan dalam Pernyataan Bersama. Demikian juga sebaliknya dengan HMI MPO.

Ketiga, Pernyataan Bersama ini (semoga) akan menciptakan suasana tenang pada kedua HMI dengan melepaskan kecurigaan yang berlebihan seperti beberapa kali terjadi dalam hubungan co-existence selama ini. Umpamanya; HMI Dipo demikian curiga dan terusik jika di suatu tempat dibentuk cabang HMI MPO. Lalu HMI MPO merasa was-was jika akan memenuhi permintaan mahasiswa di daerah tertentu untuk membentuk cabangnya, karena reaksi dari HMI Dipo. Komitmen persahabatan yang tertulis tersebut akan menciptakan masa dan ruang untuk berpikir jernih sehingga melahirkan pola-pola komunikasi yang lebih maju dan produktif lagi sehingga kalaupun suatu saat ada rencana reunifikasi, pastilah bukan atas dasar dorongan pihak tertentu untuk kepentingan politiknya, bukan pula atas tekanan pihak alumni, tidak pula terjadi top down tetapi mungkin dalam mekanisme yang lebih elegan. Wallahu A’lam Bisshawab.

Penulis adalah Mantan Ketua Umum PB HMI.

Minggu, 10 Agustus 2008

KEPADA UKHTI MUSLIMAH

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Robb sekalian alam. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada

Nabi Muhammad , keluarga, shahabat dan pengikutnya sampai hari kiamat.

Ukhti al Muslimah

Musuh-musuh Islam tak henti-hentinya berusaha untuk menjauhkan wanita muslimah dari Agama Islam yang haq dan lurus ini. Di setiap tempat dan kesempatan mereka selalu melontarkan tuduhan tuduhan keji yang ditujukan kepada wanita-wanita mu’minah yang suci, mereka mengatakan bahwa :

Islam adalah penjara bagi wanita” karena wanita dalam Islam wajib di rumah, tidak di izinkan keluar kecuali ada hajat.

menetapnya wanita di rumah, malemahkan ekonomi suatu negara”

poligami adalah perbuatan hewan”.

perceraian adalah suatu kedzaliman”.

Wanita-wanita muslimah itu sakit, penuh dengan kadas dan panu, oleh karena itu mereka memakai hijab untuk menutupi aibnya”.


Ukhti Al Muslimah ……!


لا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ (النور: من الآية21)

Jangan kau ikuti lsngksh-langkah syetan” ( 24: 21)

Ukhti Al Muslimah

Jangan kamu dengar kata-kata mereka, sebab mereka adalah penganjur yang berdiri di tepi neraka jahannam dan mengajak dan menyeret ke dalam api neraka jahannam.


) إِنْ يَقُولُونَ إِلَّا كَذِباً (الكهف: من الآية5)

Mereka tidak mengatakan ( sesuatu ) kecuali dusta” ( 18: 5)


Ukhti Al Muslimah

Tahukah anda apa yang mereka kehendaki ? mereka hanya menghendaki satu perkara. Menghancurkan agama Islam dan merusak generasi Islam dan menyebarkan kekejian di tengah masyarakat beriman. Mereka meghendaki agar wanita-wanita muslimah yang suci keluar dari rumahnya, dari bentengnya. Mereka menghendaki agar kamu menjadi barang yang murah, sebagai pemuas syahwat.

Mereka menipumu agar kamu keluar dari surga sebagaimana iblis mengeluarkan bapak kita Adam darinya. Iblis mengeluarkan Adam dan Hawa dari surga dalam keadaan telanjang, tanpa pakaian, yang menutup aurat mereka.

Para pengumbar kejahatan pun meniru gaya dan cara yang sama, jangan kamu hiraukan mereka!.

Penuhilah panggilan Allah dan RasulNya, pasti di situ ada kebahagiaan sejati.

Allah hanya menghendaki darimu kesucian, kemuliaan dan keluhuran.

Firman Allah :

وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُم (المائدة: من الآية6)

Akan tetapi Allah hendak mensucikan dan menyempurnakan nikmatnya kepadamu” ( 5 : 6)


إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ (البقرة: من الآية222)

sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang taubat dan mencintai orang-orang yang melakukan kesucian” ( 2: 222).

Semoga Allah selalu menunjuki kita ke jalan yang lurus. Amiin.








بسم الله الرحمن الرحيم

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Rabb sekalian alam, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi yang mulia Muhammad , keluarga dan sahabatnya serta yang mengikuti petunjuknya sampai hari kiamat.


UKHTI AL MUSLIMAH

[SIAPA YANG MENYURUHMU MEMAKAI JILBAB]


Jangan terkejut sebelum engkau baca buku ini.

  • seorang mahasiswi meminta pada salah seorang sahabat putrinya agar menemaninya menghadap dosen laki-laki dalam mempertahankan disertasinya untuk mencapai gelar (MA) . sahabat berkata : ya tak tahukah kamu bahwa kita ini hidup di abad 20 ?

  • seorang dokter wanita di salah satu rumah sakit, ketika ia memakai pakaian dokter hilanglah malunya, wajah dan rambutnya serta pakaiannya terbuka. seakan menanggalkan agama dan malu adalah hal yang wajib bagi tugas kedokteran.

  • Saya pernah berkunjung ke salah satu kerabat yang saya kenal selalu menjaga kehormatan dan hijab/jilbab. Tiba –tiba saya dikejutkan oleh masuknya sopir pribadinya ke tempat pertemuan. Seakan-akan ia salah satu anggota keluarga yang tidak perlu menutup aurat darinya.


Ukhti ! pernahkah kamu menduga, bahwa mereka wanita muslimah sadar, mengapa mereka berjilbab? Sesungguhnya realita menunjukkan bahwa mereka pada umumnya memandang jilbab hanya sebatas adat istiadat yang mereka warisi dari orang tua mereka dan sebagai bakti kepadanya yang telah menyuruhnya. Oleh sebab itu sebagai warisan dan adat istiadat suci, maka wajib dijaga dan dilesterikan.

Pernahkah ia bertanya, mengapa ia memakai jilbab? Dan siapa yang menyuruhnya? Bukankah itu perintah Allah !


يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا (59) سورة الأحزاب

Wahai Nabi () katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anakmu, dan wanita-wanita kaum muslim agar mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( QS.33 : 59)


Tidakkah ia megetahui bahwa ia mentaati perintah penciptannya yang memberi rizki yang menciptakan langit dan bumi dan mengetahui mana yang tidak sesuai dengan makhlukNya.

Firman Allah :

لله ما في السماوات وما في الأرض

Kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan di bumi” ( QS, 2 : 284)

Allah yang menciptakanmu:

ذَلِكُمُ اللّهُ رَبُّكُمْ لا إِلَهَ إِلاَّ هُوَ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوهُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ (102) سورة الأنعام


Demikianlah, itulah Allah tuhanmu, tidak ada tuhan yang patut di sembah selain Dia. Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia, dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu” (QS ,6 : 102).


Yang memberimu nikmat :


وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللّهِ  (53) سورة النحل


Dan apa saja nikmat yang ada padamu maka dari Allah jualah” ( QS, 16 : 53).


Yang mematikanmu :


وَجَاءتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَا كُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ (19) سورة ق


Dan datanglah sakaratul maut ( kematian ) sebanar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya” ( QS, 50 : 19).

Yang berfirman :

يَوْمَ نَقُولُ لِجَهَنَّمَ هَلِ امْتَلَأْتِ وَتَقُولُ هَلْ مِن مَّزِيدٍ (30)وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِينَ غَيْرَ بَعِيدٍ سورة ق


Pada hari ( ketika) kami berkata kepada neraka Jahannam: apakah kamu sudah penuh ? dia menjawab : masih adakah tambahan ? ( QS 50 : 30-31).

Yang berfirman:


يَوْمَ نَحْشُرُ الْمُتَّقِينَ إِلَى الرَّحْمَنِ وَفْدًا (85)وَنَسُوقُ الْمُجْرِمِينَ إِلَى جَهَنَّمَ وِرْدًا  سورة مريم


Hari (ketika) kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Dzat yang Maha Pemurah sebagai perutusan (yang terhormat), dan kami menggiring orang-orang yang durhaka ke neraka jahannam dalam keadaan dahaga” ( QS. 19 : 85,86).

Yang mengadili pada hari yang menakutkan:


يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُم بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ (2) سورة الحـج


Pada hari (ketika) kamu melihat keguncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat keras” ( QS. 22 :1).

Ukhti Al Muslimah !

Tidakkah kau baca firman Allah :


وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ  (31) سورة النــور

Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya serta tidak menampakkan perhiasannya kecuali ( yang biasa ) nampak darinya. Dan hendakkah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka” ( QS. 24 : 31).


Yaitu tidak menampakkan sedikitpun perhiasannya kepada orang-orang asing ( bukan muhrim ) kecuali sesuatu yang tidak mungkin disembunyikan berupa pakaian yang tidak menyolok, dan hendaklah menjulurkan penutup kepalanya ( jilbab ) sampai ke dadanya sehingga tertutup. Imam Bukhari meriwayatkan dari Aisyah r.a. ia berkata :


يرحم الله النساء المهاجرات الأول لما أنزل الله

Semoga Allah merahmati wanita-wanita pertama yang berhijrah( muhaajiraat), yaitu ketika Allah menurunkan firmanNya :


وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ  شققن مروطهن فاختمرن بها.

Hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dalam mereka” ( QS. 24 : 31).

(mereka langsung merobek ordeng mereka untuk dijadikan jilbab).


Ukhti Al Muslimah !

Janganlah berkata : “ Kita bukan mereka” bagaimana mungkin kita bisa mencapai apa yang mereka capai ? jangan kau heran ! seorang penyair berkata :


تشبهوا بالكرام إن لم تكونوا مثلهم

إن التشبه بالكرام فلاح

Contohlah mereka walau tidak persis dengan mereka.

SebabMencontoh orang yang mulia itu keberuntungan


Ukti Al Muslimah !

Tidakkah engkau baca firman Allah tentang para istri Nabi :


وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِن وَرَاء حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ  (53) سورة الأحزاب

Apabila kamu meminta sesuatu ( keperluan ) kepada mereka (istri-istri Nabi ) maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka”(QS. 33 : 53).


Lebih suci dari hati siapa, wahai ukhti ? lebih suci dari hati istri-istri Nabi, ( ummahattul mu’minin). Lebih suci bagi hati para sahabat Nabi, umat yang terbaik setelah Nabi ?

Bagaimana dengan hati kita pada masa sekarang?. Apakah Dzat Yang Menciptakanmu, yang mengetahui cara yang terbaik untuk mensucikan hati, sama dengan orang yang tidak mengetahui hal itu?.


Ukhti Al Muslimah :

Allah berfirman :


يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا (59) سورة الأحزاب


Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuan dan istri-istri orang beriman: hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” ( QS. 33 : 59).


Ibnu Abbas berkata : “ Allah memerintahkan istri-istri orang beriman, apabila keluar dari rumah untuk suatu keperluan, hendaklah menutup wajahnya dari atas kepala dengan jilbabnya”.


Allah memerintahkan istri-istri orang yang beriman hal tersebut di atas, agar mereka dikenal dengan tertutup rapi, bersih, dan suci. Dengan demikian ia tidak akan diganggu orang- orang yang jahat.

Coba kau perhatikan: siapa yang lebih sering digoda dan diganggu lelaki di jalan ? tentu mereka yang suka bersolek ala jahiliyah ( jahiliyah modern).


Perhatikan firman Allah di bawah ini :


وَالْقَوَاعِدُ مِنَ النِّسَاء اللَّاتِي لَا يَرْجُونَ نِكَاحًا فَلَيْسَ عَلَيْهِنَّ جُنَاحٌ أَن يَضَعْنَ ثِيَابَهُنَّ غَيْرَ مُتَبَرِّجَاتٍ بِزِينَةٍ وَأَن يَسْتَعْفِفْنَ خَيْرٌ لَّهُنَّ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (60) سورة النــور


Dan perempuan-perempuan yang telah berhenti ( dari haid dan mengandung) yang tidak ingin kawin lagi, tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka tanpa (bermaksud) menampakkan perhiasan. dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. 24 : 60 ).


Allah memberitahukan bahwa berjilbabnya perempuan tua yang tidak ingin menikah lagi serta tidak menampakkan perhiasan itu lebih utama, walaupun diperbolehkan bagi mereka untuk buka wajah dan tangan dengan syarat berlaku sopan ( Islamy ).


Al Qur’an telah mewajibkan wanita muslimah untuk memakai jilbab ( hijab ) dan mengharamkan bersolek ala jahiliyah (tabarruj).


Ukhti Al Muslimah!

Dengarlah kata ibunda kalian, Ummul Mu’minin ketika bertanya kepada Nabi :


سألت النبي  كيف يصنع النساء بذيولهن ( أسفل الثياب ) قال : يرخينه شبرا، قالت : إذا تنكشف أقدامهن، قال : يرخينه ذراعا لا يزدن عليه. متفق عليه


Apa yang harus diperbuat wanita dengan bawah baju mereka? Nabi bersabda : Hendaklah ia turunkan satu jengkal ( dari mata kaki ) Ummul Mu’minin berkata : “ kalau begitu akan tersingkap kaki kami, wahai Rasulullah” Nabi bersabda : “ turunkan satu lengan dan jangan dilebihkan” ( HR. Bukhari dan Muslim ).


Subhanallah! Ummahatul Mu’minin meminta agar diperpanjang bajunya, sedang wanita-wanita kita malah banyak memendekkan ( menaikkan ke lutut bahkan ada yang ada di atasnya ) dan mereka tak peduli.


منع السفور كتابنا ونبينا

فاستنطقي الآثار والآيات


Nabi dan kitab suci kita melarang telanjang, tidak menutup aurat, maka tanyakan kepada hadits dan ayat suci Al Qur’an”


Adapun hijab artinya adalah menutup badan, dan sebagai ciri dari sekumpulan peraturan sosial yang berhubungan dengan keadaan wanita dalam undang-undang Islam, yang telah ditetapkan Allah untuk menjadi benteng yang kuat, yang menjaga kehormatan, kemuliaan, dan keluhuran wanita. Pakaian yang memelihara masyarakat dari fitnah, dan dalam ruang lingkup yang ketat sebagai sarana bagi wanita untuk membentuk generasi Islam, merajut masa depan umat, yang pada gilirannya ikut berperan dalam perjuangan Islam dan mengokohkannya di muka bumi ini.


RAMBU-RAMBU JALAN

Ukhti Al Muslimah !

Untukmu yang masih dibalut keraguan untuk memakai jilbab. Untukmu untaian ayat ilahi ini :


وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُّبِينًا(36) سورة الأحزاب


Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’minah, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain ) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata” ( QS. 33 : 36).


Untukmu yang belum sadar, yang berjalan tanpa petunjuk, untukmu untaian sabda Rasulullah :


" لا يكن أحدكم إمعة يقول أنا مع الناس إن أحسن الناس أحسنت وإن أساؤوا أسأت، ولكن وطنوا أنفسكم إن أحسن الناس أحسنوا وإذا أساؤوا أن تجتنبوا إساءتهم "


Janganlah seorang dari kalian menjadi orang yang tak berpendirian, yang berkata : aku bersama orang banyak, bila mereka baik, aku baik, bila mereka berbuat jahat, akupun berbuat jahat, akan tetapi yakinkan dirimu, bila mereka baik, maka berbuat baiklah anda, dan jika mereka jahat, maka jauhilah kejahatannya”.


Buatmu yang selalu berkata : bilamana aku memakai jilbab di negeri kafir, manusia akan melihat dan memperhatikanku, namun bila aku melepaskan jilbabku, aku seperti mereka, tak ada yang memperhatikanku.


Wahai putriku yang cerdik dan pandai : sesungguhnya melawan arus kejahatan, konsisten, komitmen, dan konsekwen dalam kebenaran terutama di negeri kafir adalah iman yang diserukan Allah , tidak boleh seorangpun melakukan ijtihad menentukan hukumnya dengan adanya nash Al Qur’an dan Al Hadits.


SEJENAK


Ukhti Al Muslimah

Wahai wanita yang tunduk kepada kekafiran, mereka berkata: kamu adalah wanita terpelajar. Di antara kami ada seorang dokter, ada sastrawati, ada wartawati, ada dosen yang mengajar di negeri kalian. Islam tidak pernah melarang sedikitpun hal itu. Tidak ada perbedaan lagi antara laki-laki dan perempuan. Senangkah anda kepada kami ? jawaban kami hanya menyitir firman Allah :


وَلَن تَرْضَى عَنكَ الْيَهُودُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللّهِ مِن وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيرٍ  (120) سورة البقرة


Orang-orang yahudi dan nashrani tak akan pernah rela padamu sampai engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah sesungguhnya petunjuk Allah adalah petunjuk yang sebenarnya, dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi Pelindung dan Penolong bagimu” ( QS. 2 : 120 ).


Mereka berkata : “ cukup bagi saya keIslamanmu terbatas pada ibadah ritual semata. Adapun ilmu anda, moral, tingkah laku pakaian, ide, dan seluruh urusan dunia anda, wajiblah kamu mengikuti cara kami”

Sungguh benar sabda Rasulullah :


" لتتبعن سنن من كان قبلكم شبرا بشبر وذراعا بذراع حتى لو دخلوا جحر ضب لدخلتموه، قلنا : يا رسول الله اليهود والنصارى ؟ قال : فمن "


Kamu akan mengikuti cara orang-orang sebelummu, sedikit demi sedikit, hingga andaikan mereka memasuki lobang biawak, kamu akan ikut masuk kedalamnya, kami berkata : apakah mereka kaum Yahudi dan Nashrani ? jawab Rasulullah siapa lagi kalau bukan mereka” ( HR, Muslim )


Ukhti Al Muslimah !

Kamu seharusnya memperhatikan pakaianmu dan perbuatanmu serta wajib mengikuti kepribadian Islam sebagaimana apa yang kamu dengar, lihat dan baca ( ajaran Islam ).

Sungguh sedikit orang yang berbuat dan mengajak kepada kebaikan, sebagaimana seruan seorang penyair :


يا خادم الجسم كم تسعى لخدمته

أتطلب الربح مما فيه خسران

أقبل على النفس فاستكمل فضائلها

فأنت بالنفس لا بالجسم إنسان

Wahai kamu yang selalu mengurusi badanmu. Betapa banyak usaha yang telah kamu lakukan, apakah kamu mencari keuntungan dari sesuatu yang jelas merugikan. Perhatikan jiwamu, sempurnakan keutamaannya, sebab kamu disebut manusia dengan jiwa, bukan karena tubuh jasadmu.


Ukhti Al Muslimah !

Jadikan Khadijah suri tauladan dan panutanmu dalam berjuang dengan harta dan jiwa.

Jadikan Aisyah tauladanmu dalam ilmu pengetahuan. Jadikan keluarga Yasir suri tauladan anda dalam kesabaran dan berpegang teguh pada agama Allah.

Wahai ibu generasi mendatang, perhatikan perkataan seorang penyair :


الأم مدرسة إذا أعددتها

أعددت شعبا طيب الأعراق

الأم روض إن تعهده الحيا

بالري أورق أيما إيراق

الأم أستاذ الأساتذة الأولى

شغلت مآثرهم مدى الآفاق


Ibu adalah madrasah, jika anda persiapkan

anda mempersiapkan generasi yang harum namanya.


Ibu adalah taman, jika ia selalu disira.

ia akan berdaun Rindang.


Ibu adalah ustadzah pertama

pengaruhnya sangat besar berbobot sepanjang masa.





Ukhti Al Muslimah !

Andai mereka melihat bentuk tubuhmu tidak menarik lagi atau ketika usiamu telah senja, tua renta, apakah mereka masih memajang fotomu, di sampul-sampul majalah, buku dan semisalnya, walaupun kamu orang yang terpelajar ? masihkah mereka memintamu bekerja sebagai pramugari di salah satu pesawat, dengan dalih penghargaanmu terhadap wanita? Masihkah kamu temui orang yang memperjuangkan sempitnya ruang lingkup belajarmu?

Sesungguhnya mereka hanya ingin menikmati kecantikan wajah dan kemolekan tubuh serta merdunya suaramu. Bila hal itu hilang darimu maka merekapun pasti meninggalkanmu, seakan-akan kamu adalah sebuah barang yang sudah habis masa pakainya (kata pepatah : habis manis sepah dibuang).


PERINGATAN

Rasulullah bersabda :


"يقول  : ما تركت بعدي فتنة أضر على الرجال من النساء" متفق عليه.


Aku tidak meninggalkan fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki dari pada wanita” ( HR. Bukhari Muslim).


Musuh-musuh Islam telah mengetahui, bahwa kerusakan dan kerendahan moral wanita berati pengrusakan terhadap masyarakat secara universal dan integral.

Seorang tokoh aliran (free masonry) berkata : “ secangkir minuman keras, seorang biduanita dapat menghancurkan ummat Muhammad melebihi kekuatan seribu tank baja, peluru kendali, dan senjata kimia yang canggih. Oleh karena itu buatlah mereka tenggelam dalam cinta materi dan syahwat ( terutama syahwat seks)”



Temannya yang lain berkata :

Kita harus mempergunakan wanita (memperalat wanita) sebab setiap kali ia mengulurkan tangannya kepada kita, kita telah mendapatkan apa yang kita inginkan dan kita telah berhasil memporak-porandakan serdadu penolong agama Islam”.


ANCAMAN

Kepada setiap orang yang berusaha menjadikan para artis dan biduanita sebagai tauladan idola wanita-wanita muslimah, kepada mereka kami persembahkan ancaman Allah ini :


إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَن تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ (19) سورة النــور


sesungguhnya orang-orang yang senang, agar tersiar perbuatan keji dikalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka adzab yang pedih di dunia dan di akherat, dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”( QS. 24 : 19 ).


Ancaman ini terhadap orang yang senang, lalu bagaimana terhadap orang yang melakukan ! tentu lebih dasyat.


DUA GOLONGAN YANG BELUM PERNAH DILIHAT RASULULLAH DAN TELAH KITA LIHAT.


Rasulullah bersabda :


" قال  : " صنفان من أهل النار لم أرهما، قوم معهم سياط كأذناب البقر يضربون بها الناس، ونساء كاسيات عاريات مائلات مميلات رؤوسهن كأسنام البخت المائلة، لا يدخلن الجنة ولا يجدن ريحها وإن ريحها ليوجد من مسيرة كذا وكذا" رواه مسلم.


Dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu : “ suatu kaum yang memiliki cambuk, seperti ekor sapi untuk memukul manusia, dan para wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berlenggak-lenggok (jalannya), mengajarkan wanita berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk onta yang miring, wanita seperti ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium wanginya, walaupun wanginya tercium selama perjalanan ini dan ini ( jauhnya)” ( HR. Muslim ).


Berita Rasulullah telah terbukti. Sungguh beliau telah memberikan ciri-ciri (kriteria) yang tepat seperti orang yang menyaksikannya( dewasa ini, di abad ini ).


Berpakaian tapi telanjang

Mereka memakai pakaian yang tipis, sehingga kelihatan lekuk tubuhnya atau pakaian mini (bikini) dan semisalnya. Wanita seperti ini berpakaian tapi pada hakekatnya telanjang.


Maailat

Berpaling dari taat kepada Allah, dan dari kewajiban-kewajiban berupa malu (mempertontonkan auratnya sekaligus melanggar larangan Allah) enggan memakai hijab dan jilbab. Mereka berlenggak-lenggok dalam jalannya dengan pakaian mini yang memperlihatkan auratnya.


Mumilaat

Memalingkan wanita lain, dengan mengajarkan kepada mereka bersolek, berdandan secara seronok (ala jahiliah) dan tidak menutup aurat, dengan berbagai macam cara. Memalingkan hati laki-laki dengan rayuan manis beracun iblis.



Kepala mereka seperti punuk onta

Menyanggulkan rambutnya keatas (kebanyakan rambut sambungan dan pasangan, padahal Allah dan Rasul-Nya melaknat wanita yang menyambung rambutnya dan minta di sambungkan) seperti punuk onta yang miring.




KEPADA SETIAP ORANG TUA

Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (6) سورة التحريم.


Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS. 66 : 6).

Ali bin Abi Thalib berkata : “ Didiklah mereka dan ajarilah terutama masalah dien Islam yang mulia ini”.

Imam Qatadah berkata: “ Kamu perintahkan mereka untuk taat kepada Allah dan RasulNya dan kamu larang mereka dari maksiat dan berbuat dosa, melanggar larangan Allah dan RasulNya dan meninggalkan kewajiban yang telah diperintahkan”.

Wahai orang tua ? bila ada orang yang berkata kepadamu : “ Bahwa gedungmu yang megah itu, jika tidak kamu rawat dengan seksama, dan kamu jaga dengan baik, dengan selalu mengontrol dan memperbaiki setiap kerusakan sebelum kerusakan itu parah, jika ini tidak kamu lakukan, niscaya gedungmu yang megah itu akan roboh”.

Apa yang akan kamu kerjakan ? tentu kamu akan berusaha semaksimal mungkin agar gedungmu tidak roboh, maka bagaimana sikapmu terhadap anak perempuanmu, sedang Allah telah memerintah anda agar menjaganya dari api neraka.

Wahai para orang tua! Sesungguhnya para pemudi yang telah hilang sifat malunya, yang sombong untuk mentaati perintah Allah dan RasulNya mereka itu kita lihat dan kita dengar, mereka tidak turun dari langit dan tidak keluar dari purut bumi. Tapi mereka sesungguhnya keluar dari rumahmu (pengawasanmu) keluar dari rumah saudara dan famili muslimmu.

Akhi Al Muslim ! bertaqwalah pada Allah !

Perhatikan anak putrimu melebihi perhatianmu terhadap duniamu. Janganlah kamu termasuk orang yang Rasulullah maksudkan dalam sabdanya:


" لا يدخل الجنة ديوث، قالوا : ومن هو الديوث يا رسول الله، قال : الذي لا يغار على محارمه، وفي رواية قال : " الذي يرضى الخبث في أهله"

tidak masuk surga Dayyus, para sahabat bertanya :” siapakah yang dimaksud dengan Dayyus itu wahai Rasulullah ? Rasulullah menjawab : “ seorang yang tidak ada ghirah ( cemburu ) terhadap muhrimnya”. Dalam riwayat yang lain beliau bersabda : “ Seorang yang rela kejahatan menimpa keluarganya” ( HR, Muslim).



SALAM DAN KABAR GEMBIRA

Kepada Ukhti Muslimah !

Yang tegar dalam menghadapi serangan musuh yang buas. Kepada Ukhti Muslimah yang menampar muka setiap penyeru kebebasan dengan sikap konsisten, komitmen, dan konsekwen terhadap ajaran Islam.


Kepada Ukhti yang selalu memegang teguh sifat malu dan kesucian dirinya, kepada benteng yang kokoh dalam menghadapi topan kebatilan.

Kepada Ukhti yang berpegang teguh kepada kitab Allah dan selalu mengangkat panji RasulNya seraya berkata :


يد العفاف أصون عز حجابي وبعصمتي أعلو على أترابي


Dengan tangan kesucianku, akan aku jaga kemuliaan hijab dan jilbabku

dan dengan kesucianku pula aku diatas teman-teman sebayaku

Kepadanya khabar gembira dari Nabi :


" إن من ورائكم آيام الصبر للمتمسك فيهن يومئذ بما أنتم عليه أجرخمسين منكم، قالوا : يا نبي الله : أو منهم ؟ قال : " بل منكم "


Sesungguhnya di belakang anda ada hari-hari kesabaran. Orang-orang yang berpegang teguh pada hari itu mendapat pahala 50 orang dari kamu. Para sahabat pada Tanya: “ Wahai Rasulullah sebesar pahala 50 orang dari mereka ? Nabi bersabda : “ bahkan dari kamu” ( HR . Tirmidzi dan Abu Daud, Shahih menurut Nashiruddin Albani).


Juga kepadanya sabda Rasulullah yang lain:


" إن الإسلام بدأ غريبا وسيعود غريبا كما بدأ فطوبى للغرباء، قيل : ومن هم يا رسول الله ؟ قال : الذين يصلحون إذا فسد الناس"

Sesungguhnya Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali asing seperti permulaannya, maka beruntunglah orang-orang yang asing, Rasulullah ditanya: siapa mereka wahai Rasulullah ? Rasulullah menjawab : Mereka yang mengadakan perbaikan ketika manusia rusak” ( HR. Tirmidzi dan shahih menurut Albani).


Kepada mereka salam dari Allah, para muslimin dan muslimat yang sabar dalam menjalankan perintah Allah dan RasulNya serta menjauhi laranganNya :


سلام عليكم بما صبرتم فنعم عقبى الدار 


Salam sejahtera untukmu, karena kesabaranmu, dan sebaik-baik kesudahan surgalah balasannya” ( QS. 13 : 24).


SYARAT-SYARAT HIJAB SYAR’I


Adapun syarat-syarat hijab syar’i (yang sesuai dengan syari’at Islam] adalah :


1-hendaklah hijab/ jilbab menutup seluruh badan. Allah berfirman :


يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ  (الأحزاب:59)

Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh badan mereka” (QS. 33 : 59).

Jilbab adalah pakaian panjang yang menutup seluruh badan, artinya dengan mengulurkan keseluruh badan yang merupakan aurat wanita. jadi jilbab yang syar’i adalah yang menutup seluruh badan wanita.

2-Hendaklah hijab / jilbab tersebut tebal, tidak tipis dan transparan, karena maksud dari hijab adalah menutup, jika tidak menutup, tidak dinamakan hijab, karena hal tersebut tidak menghalangi penglihatan, sehingga seperti yang dikatakan dalam hadits Nabi “ Berpakaian tetapi pada hakekatnya telanjang( karena kelihatan auratnya, sedang fungsi pakaian diantaranya adalah menutup aurat).

3-Hendaklah hijab/jilbab tidak berupa perhiasan atau pakaian yang menyolok, yang memiliki warna warni yang menarik, sehingga menimbulkan perhatian. Allah berfirman:

وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا (النور: من الآية31)


dan tidak menampakkan perhiasan kecuali yang biasa nampak darinya” ( QS. 24 : 31).

Makna (ما ظهر منها ) apa yang nampak darinya , yaitu dengan tanpa disengaja. Apabila hijab itu sendiri perhiasan, maka tidak boleh dipakai, dan tidak dinamakan hijab, sebab hijab adalah sesuatu yang menghalangi timbulnya perhiasan terhadap bukan muhrim.


4-Hendaklah hijab/jilbab tersebut tidak sempit, ketat. Tidak menampakkan lekuk tubuh dan aurat, maka jilbab harus luas dan lebar, sehingga tidak menimbulkan fitnah.


5-Hendaklah tidak memakai minyak wangi, yang menyebabkan timbulnya fitnah, yaitu rangsangan bagi laki-laki. Rasulullah bersabda :



" إن المرأة إذا استعطرت فمرت بالمجلس فهي كذا وكذا" يعني زانية.

أصحاب السنن. وقال الترمذي حسن صحيح.

“ Sesungguhnya wanita apabila memakai minyak wangi lalu lewat pada suatu majlis, maka ia adalah ini dan ini yaitu , ia wanita penzina” ( HR . Ashabus sunan, kata Tirmidzi: hadits ini hasan).


Dalam riwayat lain:


" وفي رواية أخرى : إن المرأة إذا استعطرت فمرت على القوم ليجدوا ريحها فهي زانية "


Sesungguhnya wanita bila memakai minyak wangi kemudian lewat pada suatu majlis / perkumpulan kaum agar mereka mencium baunya, maka ia telah berzina”.


6-Hendaklah hijab / jilbab tersebut tidak menyerupai pakaian laki-laki. dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah , bahwa Rasulullah bersabda:


" لعن النبي  الرجل يلبس لبسة المرأة، والمرأة تلبس لبسة الرجل"

Nabi melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki” (HR. Abu Daud dan Nasa’i ).

Dalam hadits yang lain :

" لعن الله المخنثين من الرجال والمترجلات من النساء"

Allah melaknat laki-laki yang bergaya perempuan dan perempuan yang bergaya laki-laki” ( HR. Abu Daud dan Nasa’i).


Artinya: perempuan yang menyerupai laki-laki dalam pakaiannya, modelnya, seperti perempuan zaman sekarang ini, begitu pula laki-laki yang menyerupai perempuan dalam pakaian, gaya bicara dan lain sebagainya.

Kita mohon kepada Allah kesehatan dan keselamatan dunia dan akhirat.


PENUTUP

SEBELAS NASEHAT UNTUK PARA WANITA


Akhirnya, aku persembahkan 11 nasehat yang berharga ini kepadamu, wahai Ukhti Al Musliamah.

Kerjakan, Insya Allah kamu akan berbahagia di dunia dan akherat, minta tolonglah kepada Allah dalam mengamalkannya, kemudian dengan membaca dan memahami kitab kecil ini.

1-Beribadahlah kepada Allah semata, sesuai dengan apa yang telah diisyaratakan, dalam Al Qur’an dan Al hadits.

2-Hati-hatilah terhadap syirik dalam aqidah dan ibadah, sebab syirik menggugurkan amal dan menyebabkan kerugian.

3-Hati-hatilah terhadap bid’ah, baik dalam aqidah maupun dalam ibadah, sebab setiap bid’ah adalah sesat dan orang-orang yang sesat adalah ( tempatnya) di dalam neraka.

4-Jagalah shalatmu dengan sempurna, sebab orang yang selalu menjaga shalatnya, ia akan lebih menjaga dalam hal lainnya, dan orang yang meremehkan shalat, ia akan meremehkan hal lainnya juga.

Jagalah kesucian, thuma’ninah, I’tidal, serta khusyu dalam shalat tersebut, janganlah sampai kamu mengakhirkan waktunya, sebab seorang hamba bila shalatnya baik, maka seluruh amal perbuatannya baik, sebaliknya bila shalatnya rusak ( tidak baik ) maka amal perbuatannya juga rusak (tidak baik).

5-Taatilah suamimu jika kamu sudah berumah tangga, jangan sekali-kali kamu menolak keinginannya, dan melanggar perintahnya, selama tidak menyuruh dalam maksiat dan dosa.

6-Jagalah suamimu jika dia ghaib (tidak ada) bersamamu dan ketika ia berada disisimu. Jagalah dirimu dan hartanya.


7-Berbuat baiklah kepada tetanggamu dengan perkataan dan perbuatan sebagai balas budi dan menolak keburukan.


8-Menetaplah di rumahmu, jangan keluar kecuali dalam keadaan darurat, dan menutup aurat ( berjilbab).


9-Berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu dengan perkataan dan perbuatan selama mereka menyuruhmu dalam kebaikan, jika mereka menyuruhmu dalam maksiat, maka tidak boleh taat kepadanya, sebab tidak ada ketaatan dalam maksiat kepada Allah.


10-Curahkan perhatianmu terhadap pendidikan anakmu, jika kamu sudah mempunyai anak, dengan membiasakan mereka jujur, bersih, benar dalam perkataan dan perbuatan, serta dengan mengajarkan kepada mereka adab yang tinggi /mulia dan akhlak yang terpuji.

Suruhlah mereka shalat lima waktu bila sudah berusia 7 tahun, dan bila mereka meninggalkannya pada usia 10 tahun, maka pukullah mereka serta pisahkan tempat tidurnya ( antara laki-laki dan perempuan).


11-Perbanyaklah dzikir dan sedekah/infak.



Semoga Allah menjagamu dari setiap kejahatan dan menganugerahkan kepada kita khusnul khatimah.


Segala puji bagi Allah pada awal dan akhir serta shalawat dan berkah kepada Nabi Muhammad , keluarga, para shahabatnya dan pengikutnya sampai hari kiamat tiba.